Friday, July 12, 2013

Hujan Ikan dan Katak

Hujan Ikan dan Katak
Hujan Ikan dan Katak

Ada beberapa laporan atau cerita tentang hujan katak dan hujan ikan. Ketika mendengar cerita itu, sebagian dari kita mungkin menganggap bahwa ikan atau katak bisa turun dari awan melalui proses penguapan, kondensasi, dan seterusnya. Tentu saja hal itu tidak mungkin; ikan dan katak tidak bisa menguap seperti air. Salah satu penjelasan ilmiah paling masuk akal adalah bahwa angin kuat, misalnya tornado, bisa dengan mudah membawa binatang-binatang kecil, orang, bahkan pohon besar, dan rumah; kemungkinan tornado membawa sekumpulan ikan atau katak dari sebuah perairan, kemudian menjatuhkan mereka di tempat pemukiman penduduk.

Banyak ilmuwan percaya bahwa badai air (tornadic waterspout) adalah penyebab utama hujan ikan dan katak. Berdasarkan data dari Complete Weather Resource (1997), tornadic waterspout sebenarnya sama seperti tornado pada umumnya; tornadic waterspout mulai terbentuk di daratan tapi kemudian berjalan melewati permukaan air. Sebuah tornadic waterspout memang tidak sekuat badai angin; waterspout bisa berjalan sampai kecepatan 160 km per jam, sedangkan angin tornado bisa mencapai kurang lebih 500 km per jam.

Banyak yang menganggap bahwa tornadic waterspout terbentuk atau muncul dari permukaan laut, tapi anggapan ini salah. Sebenarnya, badai ini terbentuk di udara kemudian turun menuju permukaan air. Tanda pertama kemunculan waterspout adalah bintik berwarna hitam di permukaan air; bintik hitam ini adalah bentuk pusaran air yang disebabkan oleh kumparan udara bertekanan rendah. Kumpulan udara yang terus-menerus berputar disebut vortex; ketika vortex memiliki cukup energi dan memperoleh momentum, air yang berada di sekitarnya akan terangkat lalu membentuk sebuah pola spiral terdiri dari warna gelap dan terang.

Air yang terbawa akan mengikuti bentuk putaran (atau membentuk linkaran) dan menyembur hampir ke semua arah. Lingkaran air yang berada di posisi paling bawah di sebuah waterspout disebut cascade. Ketika mencapai tahap akhir pembentukannnya, waterspout akan berbentuk seperti terowongan dari atas ke bawah menuju permukaan air.

Seperti tornado, inti vortex sebuah waterspout merupakan udara bertekanan rendah yang dikelilingi oleh kumparan air dan udara yang bergerak ke atas. Inti vortex cukup kuat untuk menyedot udara, air, dan benda-benda kecil lain seperti sebuah vacuum cleaner menyedot debu.

Benda-benda yang terkumpul akan kembali turun ke permukaan tanah seperti sebuah hujan saat energi yang dimiliki waterspout terkuras habis. Air yang terkumpul di waterspout sebenarnya adalah uap yang telah berubah menjadi cairan.

Professor Ernest Agee dari Purdue University pernah mengatakan bahwa dia melihat sebuah danau kecil kehilangan semua air di dalamnya saat sebuah tornado melewati danau itu. Jadi, selalu ada kemungkinan bahwa mahkluk-mahkluk kecil yang ikut masuk ke dalam tornado jatuh seperti hujan di sebuat tempat lain. Sebagian besar ilmuwan setuju dengan teori yang mengatakan bahwa garam, bebatuan, ikan, dan katak tertarik ke atas oleh kumparan badai lalu turun lagi saat badai berhenti.

Tornadic waterspouts memang merupakan penjelasan paling umum yang sering diberikan khusunya mengenai hujan binatang seperti ikan dan katak. Tetapi seorang ilmuwan bernama Doc Horsley dari Southern Illinois University memiliki teori lain. Dia menganggap bahwa binatang-binatang kecil bisa saja tertarik ke atas oleh pergerakan udara. Jika updraft (udara yang bergerak ke atas) itu cukup kuat, organisme kecil bisa dengan mudah terangkat; hal ini bisa terjadi saat badai angin atau hujan.

Updraft adalah fenomena alami yang terjadi hampir setiap hari; udara bertekanan tinggi akan selalu bergerak menuju tempat yang memiliki tekanan rendah. Dengan kata lain, jika udara bertekanan tinggi berada di permukaan Bumi, gerakannya akan menuju ke atmosfer yang memiliki udara bertekanan lebih rendah.

Penurunan suhu di atmosfer menyebakan kondensasi uap air yang kemudian bisa turun ke Bumi dalam bentuk hujan. Ketika proses ini terjadi, updraft berperan penting dalam proses pembentukan awan dan terjadinya badai hujan atau angin. Saat badai hujan terjadi, updraft bisa bergerak dengan kecepatan kira-kira 100 km per jam. Jadi hujan ikan atau katak tidak harus dibawa atau diawali dari pembentukan tornadic waterspout.

Pada tahun 1873, terjadi hujan katak di Kansas City. Majalah Scientific America menyimpulkan bahwa kejadian tersebut disebabkan oleh tornado atau jenis badai lain; bukan badai yang berasal dari perairan, tapi dari daratan karena tidak ada perairan di wilayah tempat terjadi hujan katak tersebut. Peristiwa yang hampir sama terjadi di Dubuque, Iowa kurang lebih sembilan tahun kemudian tepatnya tanggal 16 Juni 1882; saat itu, terjadi hujan katak. Para ilmuwan menduga katak berukulan kecil terangkat oleh updraft kemudian membeku di udara. Walaupun tidak ada saksi mata yang melihat secara langsung proses terangkatnya katak, dugaan itu sangat mungkin benar karena updraft memang cukup kuat untuk mengangkat benda-benda kecil lalu membawa mereka ke tempat lain.

Sebenarnya terdapat sebuah kejanggalan dari penjelasan-penjelasan di atas. Jika updraft atau tornadic waterspout bisa mengangkat banyak benda kecil, kenapa hanya hujan katak atau hujan ikan, bukan kedua-duanya secara bersamaan. Menurut William Hayden Smith dari Washington University, hal ini memang sangat masuk akal karena benda dengan ukuran dan berat yang sama akan jatuh secara bersamaan pula. Ketika energi angin telah habis, benda yang lebih berat akan lebih cepat terjatuh, sedangkan benda yang lebih ringan akan jatuh kemudian.

Walaupun ilmuwan telah banyak memberikan penjelasan ilmiah tentang kemungkinan penyebab hujan katak atau ikan, sebenarnya banyak ilmuwan yang tidak terlalu percaya kejadian seperti itu. Salah satu alasannya adalah karena laporan atau cerita tidak disampaikan oleh saksi mata; bahkan sering disampaikan oleh mereka yang hanya pernah mendengar atau mereka yang sebelumnya mendapat informasi tersebut dari orang lain. Secara ilmiah, informasi seperti ini selalu bisa dipertanyakan kebenarannya.

Selain itu, karena certia tentang hujan binatang memang populer, banyak orang yang melaporkan kejadian serupa setelah mereka melihat banyaknya bangkai ikan atau katak di jalanan setelah terjadi sebuah badai. Binatang-binatang itu tidak jatuh dari langit atau awan seperti hujan; badai angin atau hujan bisa membawa ikan, katak, bahkan burung dari habitat alami mereka. Jadi secara teknik, hewan-hewan itu tidak terbawa oleh updraft atau tornadic waterspout.

Penduduk yang bertempat tinggal di daerah perkotaan cenderung tidak menyadari keberadaan binatang-binatang kecil di sekitar rumah mereka. Oleh karena itu, ketika melihat bangkai ikan dan katak di jalanan, mereka menduga binatang-binatang tersebut jatuh dari langit.

Ilmuwan memang bersifat skeptis terhadap laporan atau data yang diberikan, tapi beberapa saksi mata memang pernah melaporkan hujan katak, ikan, dan benda-benda lain. Misalnya:

23 Oktober 1947: A.D. Bajkov, seorang ahli ilmu biologi yang bekerja di Louisiana Department of Wildlife, sedang menikmati sarapannya di sebuah restoran di Marksville, Louisiana ketika seorang pelayan restoran memberitahunya bahwa ikan sedang berjatuhan dari langit. Dia mengaku mengambil beberapa spesimen ikan dari jalanan lalu memasukannya ke dalam sebuah kotak. A.D. Bajkov mengawetkan spesiemen koleksinya dengan formalin untuk diberikan kepada beberapa museum.

7 Juni 2005: ribuan katak menghujani Odzaci, sebuah kota kecil di Serbia. Ahli klimatologi bernama Slavisa Ignjatovic mendeskripsikan peristiwa tersebut sebagai “not very unusual” (tidak terlalu aneh) karena angin kencang disertai hujan  bisa dengan mudah membawa ribuan katak itu.

Akhir Februari 2010: penduduk daerah Lajamanu, sebuah kota kecil di Australia, melihat ratusan ikan-ikan kecil berjatuhan dari langit. Seorang saksi mata bernama Christine Balmer sedang dalam perjalanan pulang ketika hujan ikan terjadi. Dia mengatakan bahwa ikan-ikan tersebut berjatuhan di semua tempat. Para penduduk berlarian untuk mengambil ikan-ikan itu.

1 comment: